NAMA : ERNI RESDITASARI
NIM : 04.08.1874
KELAS : A/KP/VI
HIPERPARATIROIDISME
Definisi
Hiperparatiroid adalah karakter penyakit yang disebabkan oleh kelebihan sekresi hormon paratiroid. Hormon paratiroid mengawal konsentrasi kalsium dan fosfat didalam badan seseorang. Efek utama dari hormon paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi cairan kalsium dengan meningkatkan pelepasan kalsium dan fosfat dari matriks tulang, meningkatkan penyerapan kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan produksi ginjal.
Selama sekresi hormone paratiroid (PTH), kelenjar paratiroid bertanggung jawab mempertahankan kadar kalsium ekstraseluler. Atau juga Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida. Sekresi hormon paratiroid diatur secara langsung oleh konsentrasi cairan ion kalsium. Hormon paratiroid juga menyebabkan phosphaturia, jika kekurangan cairan fosfat. hiperparatiroidisme biasanya terbagi menjadi primer, sekunder dan tersier.
Anatomi dan Embriologi
Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus ketiga dan keempat. Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus keempat cenderung bersatu dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar paratiroid dibagian kranial. Kelenjar yang berasal dari sulcus pharyngeus ketiga merupakan kelenjar paratiroid bagian kaudal, yang kadang menyatu dengan kutub bawah tiroid. Akan tetapi, sering kali posisinya sangat bervariasi. Kelenjar paratiroid bagian kaudal ini bisa dijumpai pada posterolateral kutub bawah kelenjar tiroid, atau didalam timus, bahkan berada dimediastinum. Kelenjar paratiroid kadang kala dijumpai di dalam parenkim kelenjar tiroid.
Fisiologi
Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid hormone, PTH) yang bersama-sama dengan Vit D3 (1.25-dthydroxycholccalciferal), dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnyabila kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus, sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan kalsium dari tulang. Jadi PTH akan aktif bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di ginjal, tulang dan usus.
Klasifikasi
Primary hiperparathyroidism (hiperparatiroidisme primer)
Definisi masalah
Hiperparatiroidisme primer (Primary hyperparathyroidism)
Kebanyakan pasien yang menderita hiperparatiroidisme primer mempunyai konsentrasi serum hormon paratiroid yang tinggi. Kira-kira 85% dari kesehatan hiperparatiroid primer disebabkan oleh adenoma tunggal. Sedangkan 15% lainnya melibatkan berbagai kelenjar (contoh berbagai adenoma atau hiperplasia). Sedikit kesehatan hiperparatiroidisme utama disebabkan oleh paratiroid karsinoma.
Kebanyakan pasien yang menderita hiperparatiroidisme primer mempunyai konsentrasi serum hormon paratiroid yang tinggi. Kebanyakan juga mempunyai konsentrasi serum kalsium yang tinggi, dan bahkan juga konsentrasi serum ion kalsium yang juga tinggi. Tes diagnostik yang paling penting untuk kelainan ini adalah menghitung serum hormon paratiroid dan ion kalsium.
Penderita hiperparatiroid primer mengalami penigkatan resiko terjangkit batu ginjal sejak 10 tahun sebelum didiagnosis. Pengangkatan paratiroid mereduksi resiko batu ginjal hingga 8.3%, dan bahkan setelah 10 tahun sejak pengangkatan, resiko menjadi hilang.
Etiologi
Kira-kira 85% dari kasus hiperparatiroid primer disebabkan oleh adenoma tunggal. Sedangkan 15% lainnya melibatkan berbagai kelenjar (contoh berbagai adenoma atau hyperplasia). Sedikit kasus hiperparatiroidisme utama disebabkan oleh paratiroid karsinoma. Etiologi dari adenoma dan hyperplasia pada kebanyakan kasus tidak diketahui. Kasus keluarga dapat terjadi baik sebagai bagian dari berbagai sindrom endrokin neoplasia, syndrome hiperparatiroid tumor atau hiperparatiroidisme turunan. Familial hypocalcuric dan hypercalcemia dan neonatal severe hyperparathyroidism juga termasuk kedalam kategori ini.
Patologi
Adapun patologi hiperparatiroid primer adalah:
- Mungkin akibat dari hiperplasia paratiroid, adenoma atau karsinoma.
- Parathormon yang meningkat menyebabkan resorpsi tulang, ekskresi ginjal menurun dan absorpsi kalsium oleh usus meningkat.
- Perubahan pada tulang (osteitis fibrosa sistika), nefrokalsinosis atau nefrolitiasis, dan kalsifikasi kornea.
Gambaran klinis dan Pendirian diagnosis
Hiperparatiroidisme primer ditandai dengan peningkatan kadar hormon hiperparatiroid serum, peningkatan kalsium serum dan penurunan fosfat serum. Pada tahap awal, pasien asimtomatik, derajat peningkatan kadar kalsium serum biasanya tidak besar, yaitu antara 11-12 mg/dl (normal, 9-11 mg/dl). Pada beberapa pasien kalsium serum berada didalam kisaran normal tinggal. Namun, bila kadar kalsium serum dan PTH diperhatikan bersamaan, kadar PTH tampaknya meningkat secara kurang proporsial. Pada beberapa pasien karsinoma paratiroid, kadar kalsium serum bisa sangant tinggi (15-20mg/dl). Salah satu kelemahan diagnostik adalah terjadinya penurunan bersihan fragmen akhir karboksil PTH pada pasien gagal ginjal, menyebabkan peningkatan palsu kadar PTH serum total. Penetuan PTH amino akhir atau PTH utuh direkomendasikan untuk menilai fungsi paratiroid pasien gagal ginjal.
Hiperparatiroidisme didiagnosis ketika tes menunjukkan tingginya level kalsium dalam darah disebabkan tingginya kadar hormone paratiroid. Penyakit lain dapat menyebabkan tingginya kadar kalsium dalam darah, tapi hanya hiperparatiroidisme yang menaikkan kadar kalsium karena terlalu banyak hormon paratiroid. Tes darah mempermudah diagnosis hiperparatiroidisme karena menunjukkan penilaian yang akurat berapa jumlah hormon paratiroid. Sekali diagnosis didirikan, tes yang lain sebaiknya dilakukan untuk melihat adanya komplikasi. Karena tingginya kadar hormon paratiroid dapat menyebabkan kerapuhan tulang karena kekurangan kalsium, dan pengukuran kepadatan tulang sebaiknya dilakukan untuk memastikan keadaan tulang dan resiko fraktura. Penggambaran dengan sinar X pada abdomen bisa mengungkapkan adanya batu ginjal dan jumlah urin selama 24 jam dapat menyediakan informasi kerusakan ginjal dan resiko batu ginjal.
Tes laboratorium
Sebaiknya dilakukan pengukuran jumlah kadar kalsium dan albumin atau kadar ion kasium. Hiperkalsemia sebaiknya ditandai dengan lebih dari satu penyebab sebelum didirikan diagnosis. Ujicoba kadar hormon paratiroid adalah inti penegakan diagnosis. Peningkatan kadar hormon paratiroid disertai dengan peningkatan kadar ion kalsium adalah diagnosis hiperparatiroidisme primer. Pengukuran kalsium dalam urin sangat diperlukan. Peningkatan kadar kalsium dengan jelas mengindikasikan pengobatan dengan cara operasi.
Penyembuhan
Operasi pengangkatan kelenjar yang semakain membesar adalah penyembuhan utama untuk 95% penderita hiperparatiroidisme.
Apabila operasi tidak memungkinkan atau tidak diperlukan, berikut ini tindakan yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar kalsium:
- Memaksakan cairan
- Pembatasan memakan kalsium
- Mendorong natrium dan kalsium diekskresikan melalui urin dengan menggunakan larutan ga5ram normal, pemberiaqn Lasix, atau Edrecin.
- Pemberian obat natrium, kalium fosfat, kalsitonin, Mihracin atau bifosfonat.
- Obati hiperkalsemia dengan cairan, kortikosteroid atau mithramycin)
- Operasi paratiroidektomi ( eksisi satu atau lebih kelenjar paratyroid )
- Obati penyakit ginjal yang mendasarinya.
Secondary hyperparathyroidisme (hiperparatiroidisme sekunder)
Definisi
Hiperparatiroidisme sekunder adalah produksi hormon paratiroid yang berlebihan karena rangsangan produksi yang tidak normal. Secara khusus, kelainan ini berkitan dengan gagal ginjal akut. Penyebab umum lainnya karena kekurangan vitamin D.
Hipersekresi hormon paratiroid pada hiperparatiroidisme sekunder sebagai respons terhadap penurunan kadar kalsium terionisasi didalam serum.
Hiperparatiroidisme sekunder adalah hiperplasia kompensatorik keempat kelenjar yang bertujuan untuk mengoreksi penurunan kadar kalsium serum. Pada sebagian besar kasus, kadar kalsium serum dikoreksi ke nilai normal, tetapi tidak mengalami peningkatan. Kadang-kadang, terjadi overkoreksi dan kadar kalsium serum melebihi normal; pasien kemudian dapat mengalami gejala hiperkalsemia.
Etiologi
Pada keadaan gagal ginjal, ada banyak factor yang merangsang produksi hormon paratiroid berlebih. Salah satu faktornya termasuk hipokalsemia, kekurangan produksi vitamin D karena penyakit ginjal, dan hiperpospatemia. Hiperpospatemia berperan penting dalam perkembangan hyperplasia paratiroid yang akhirnya akan meningkatkan produksi hormon paratiroid.
Patofisiologi
Produksi hormon paratiroid yang berlebih disertai dengan gagal ginjal dapat menyebabkan berbagai macam penyakit tulang, penyakit tulng yang sering terjadi adalah osteitis fibrosa cystica, suatu penyakit meningkatnya resorpsi tulang karena peningkatan kadar hormon paratiroid. Penyakit tulang lainnya juga sering terjadi pada pasien, tapi tidak muncul secara langsung.
Gambaran klinis
Hiperparatiroidisme sekunder biasanya disertai dengan penurunan kadar kalsium serum yang normal atau sedikit menurun dengan kadar PTH tinggi dan fosfat serum rendah. Perubahan tulang disebabkan oleh konsentrasi PTH yang tinggi sama dengan pada hiperparatiroidisme primer. Beberapa pasien menunjukkan kadar kalsium serum tinggi dan dapat mengalami semua komplikasi ginjal, vaskular, neurologik yang disebabkan oleh hiperkalsemia.
Tes laboratorium
Semua pasien yang menderita gagal ginjal sebaiknya kadar kalsium, fosfor, dan level hormon paratiroidnya dimonitor secara reguler. Pasien hiperparatiroidisme biasanya mempunyai kadar kalsium yang dibawah normal dan peningkatan kadar hormon paratiroid.
Penyembuhan
Tidak seperti hiperparatiroidisme, manajemen medis adalah hal yang utama untuk perawatan hiperparatiroidisme sekunder. Penyembuhan dengan calcitriol dan kalsium dapat mencegah atau meminimalisir hiperparatiroidisme sekunder. Kontrol kadar cairan fosfat dengan diet rendah fosfat juga penting.Pasien yang mengalami predialysis renal failure, biasanya mengalami peningkatan kadar hormon paratiroid. Penekanan sekresi hormon paratiroid dengan low-dose calcitriol mungkin dapat mencegah hiperplasia kelenjar paratiroid dan hiperparatiroidisme sekunder.Pasien yang mengalami dialysis-dependent chronic failure membutuhkan calcitriol, suplemen kalsium, fosfat bebas aluminium, dan cinacalcet (sensipar) untuk memelihara level cairan kalsium dan fosfat. Karena pasien dialysis relatif rentan terhadap hormon paratiroid. Pasien yang mengalami ngilu tulang atau patah tulang, pruritus, dan calciphylaxis perlu perawatan dengan jalan operasi. Kegagalan pada terapi medis untuk mengontrol hiperparatiroidisme juga mengindikasikan untuk menjalani operasi. Umumnya, jika level hormon paratiroid lebih tinggi dari 400-500 pg/mL setelah pengoreksian kadar kalsium dan level fosfor dan tebukti adanya kelainan pada tulang, pengangkatan kelenjar paratiroid sebaiknya dipertimbangkan.
Hasil dan prognosis
Pengobatan hiperparatiroidisme sekunder pada kebanyakan pasien berhasil. Pasien yang menjalani pengangkatan kelenjar paratiroid mempunyai kira-kira 10% resiko kumatnya penyakit. Hal ini mungkin berkaitan dengan fungsi yang berlebihan atau hilangya kelenjar dileher atau hiperplasia. Adakalanya pasien yang telah menjalani operasi tetap mengalami hiperparatiroidisme, jika jaringan telah dicangkkok, adakalanya pencagkokan dapat membalikkan hipoparatiroidisme.
Hyperparathyroidism tersier (hiperparatiroidisme tersier)
Definisi
Hiperparatiroidisme tersier adalah perkembangan dari hiperparatiroidisme sekunder yang telah diderita lama. Penyakit hiperparatiroidisme tersier ini ditandai dengan perkembangan hipersekresi hormon paratiroid karena hiperkalsemia.
Etiologi
Penyebabnya masih belum diketahui. Perubahan mungkin terjadi pada titik pengatur mekanisme kalsium pada level hiperkalsemik.
Patofisiologi
Hiperparatiroidisme tersier paling umum diamati pada pasien penderita hiperparatiroidisme sekunder yang kronis dan yang telah menjalani cangkok ginjal. Kelenjar hipertrophied paratiroid gagal kembali menjadi normal dan terus mengeluarkan hormon paratiroid berlebih, meskipun kadar cairan kalsium masih dalam level normal atau bahkan berada diatas normal. Pada kasus ini, kelenjar hipertropid menjadi autonomi dan menyebabkan hiperkalsemia, bahkan setelah penekanan kadar kalsium dan terapi kalsitriol. Penyakit tipe ketiga ini sangat berbahaya karena kadar phosfat sering naik.
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari hiperparatiroidisme tersier meliputi hiperparatiroidisme yang kebal setelah pencangkokan ginjal atau hiperkalsemia baru pada hiperparatiroidisme sekunder akut.
Pengobatan
Pengobatan penyakit hiperparatiroidisme tersier adalah dengan cara pengangkatan total kelenjar paratiroid disertai pencangkokan atau pengangkatan sebagian kelenjar paratiroid.
Perawatan sendiri
Jika kamu dan dokter yang merawatmu memilih untuk memonitor daripada mengobati hiperparatiroidisme yang diderita, berikut ini dapat mencegah komplikasi:
Minum banyak cairan, khususnya air putih. Meminum banyak cairan dapat mencegah pembentukan batu ginjal.
Latihan. Ini salah satu cara terbaik untuk membentuk tulang kuatn dan memperlambat pengraphan tulang.
Penuhi kebutuhan vitamin D. sebelum berusia 50 tahun, rekomendasi minimal vitamin D yang harus dipenuhi setiap hari adalah 200 International Units (IU). Setelah berusisa lebih dari 50 tahun, asupan vitamin D harus lebih tinggi, sekitar 400-800 IU perhari.
Jangan merokok. Merokok dapat meningkatkan pengrapuhan tulang seiring meningkatnya masalah kesehatan, termasuk kanker.
Waspada terhadap kondisi yang dapat meningkatkan kadar kalsium. Kondisi tertentu seperti penykit gastrointestinal dapat menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat.
Gejala dan tanda
Gejala umum bagi pasien hiperparatiroid ialah kekurangan tenaga, menghadapi masalah pada ingatan, depresi serta mempunyai masalah untuk tidur.Selain itu pasien juga akan mengalami pusing kepala, lemah, tidak ada selera untuk makan dan juga selalu ada rasa dahaga atau haus.
Secara semuanya, hiperparatiroidisme primer ditandai dengan peningkatan kadar hormon hiperparatiroid serum, peningkatan kalsium serum dan penurunan fosfat serum. Kerana tingginya kadar hormon paratiroid. ini dapat menyebabkan kerapuhan pada tulang kerana kekurangan kalsium, dan pengukuran kepadatan tulang sebaiknya dilakukan untuk memastikan keadaan tulang dan risiko fraktur.
Hiperparatiroidisme sekunder biasanya disertai dengan penurunan kadar kalsium serum yang normal atau sedikit menurun dengan kadar PTH tinggi .Perubahan tulang disebabkan oleh konsentrasi PTH yang tinggi sama dengan pada hiperparatiroidisme primer. Beberapa pesakit menunjukkan kadar kalsium serum tinggi dan dapat mengalami semua komplikasi ginjal, vaskular, neurologik yang disebabkan oleh hiperkalsemia.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN PASIEN Nn “ W “
RUANG BANGSAL BEDAH
TANGGAL MASUK : 1 MARET 2008
JAM MASUK : 11.00 WIB
TEMPAT : RUANG BANGSAL BEDAH
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
IDENTITAS KLIEN
Nama : Nn. W
Tempat tanggal lahir :
Umur : 20 th
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : -
Agama : islam
Suku : jawa
Pendidikan : mahasiswa
Diagnosa medis : hiperparatiroid
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. P
Tempat tanggal lahir : -
Umur : 49 Th
Jenis kelamin : laki - laki
Alamat : -
Agama : -
Suku : jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan klien : orang tua
II .RIWAYAT KESEHATAN
a. keluhan utama
pasien merasakan nyeri pada ginjal
b. Riwayat kesehatan sekarang
klien merasakan pening kepala, loya, tiada selera untuk makan dan juga sentiasa rasa dahaga.
c. Riwayat kesehatan dahulu
penyakit yang pernah dialami pasien :
a. pasien pernah mengalami gagal ginjal
b. pasien pernah ,mengalami penyakit batu ginjal
c. pasien pernah menderita penyakit tulang
d. pasien pernah mengalami komplikasi ginjal
d. Riwayat kesehatan keluarga
keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama pada klien.
e. Genogram
Keterangan :
: laki – laki : perempuan
: meninggal : meninggal
: pasien/penderita
--------- : tinggal dalam satu rumah
f. Riwayat kesehatan lingkungan
klien tinggal dalam lingkungan yang cukup bersih.
g. Riwayat alergi ( obat / makanan )
klien tidak mempunyai riwayat alergi obat dan makanan.
III. POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)
1. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Jika pasien atau salah satu anggota keluarga yang sakit biasanya berobat kedokter serta beristirahat.
2. pola aktivitas dan latihan
pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari ( mandi, berpakaian, eliminasi, mobilisasi ditempat tidur, ambulasi, makan ).
3. pola istirahat dan tidur
pola istirahat dan tidur pasien terganggu karena penyakit yang dideritanya.
4. pola nutrisi dan metabolik
pola nutrisi dan metabolic mengalami gangguan karena klien susah makan karena mengalami gangguan pada ginjal
5. pola eliminasi
pola eliminasi pasien mengalami gangguan karena pasien mengeluarkan urin dalam jumlah yang sedikit.
6. pola kognitif perceptual
- penglihatan klien tidak mengalami gangguan
- pendengaran klien tidak mengalami gangguan
- indra pengecap dan sensasi klien tidak ada kelainan,klien dapat membedakan panas dingin, nyeri dan sentuhan ringan.
7. pola persepsi diri
pola persepsi diri ( indentitas diri, ideal diri, gambaran diri, peran diri, harga diri ) tidak mengalami gangguan.
8. pola koping
klien memecahkan masalah dengan berdiskusi dengan keluarga dan teman
9. pola seksual dan reproduksi
klien tidak mengalami gangguan karena klien belum menikah.
10. pola peran dan hubungan
hubungan klien dan keluarga dan masyarakat baik, tidak ada permusuhan atau masalah dalam hubungan dengan sesamanya.
11. pola nilai dan kepercayaan
klien beragama islam dan rajin beribadah.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Kesadaran klien kompos metis
Tanda – tanda vital:
- tekanan darah : >120/70 mmHg
- respirasi : >24 x/menit
- suhu : >37ºC
- nadi : >100x/menit
b. Data sistematik
1. system kardiovaskular
Denyut nadi pasien >100 x/menit
2. Sistem respirasi
System respirasi klien dalam rentang normal yaitu 24 x/menit.
3. Sistem gastrointestinal
Klien mengalami gangguan metabolic karena penyakit yang dideritanya.
4. sistem Musculosceletal
Klien tidak mengalami gangguan pada system muskulus keletal karena kekurangan kalsium yang menyebabkan kerapuhan pada tulang.
5. Sistem integumen
Klien mengalami kerusakan turgor kulit dan membrane mukosa kering
6. system perkemihan
Klien saat buang air kecil urin yang keluar hanya sedikit.
c. Data penunjang :
tes laboratorium
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Data focus
a. data obyektif
- tekanan darah : >120/70 mmHg
- respirasi : >16 x/menit
- suhu : >37ºC
- nadi : <100 x/menit
- pasien merasa kekurangan tenaga atau merasa lemah
- pasien mengalami masalah pada ingatannya
- pasien mengalami depresi
- pasien mempunyai masalah dengan tidur
- pasien merasakan pening kepala
- pasien tidak mempunyai selera makan
- pasien selalu merasa dahaga
- adanya peningkatan kadar hormone hiperparatiroid serum
- Adanya peningkatan kasium serum
- Adanya penurunan fosfat serum
- Pasien mengalami kerapuhan tulang
- Pasien mengalami kekurangan vitamin D
- Eksresi ginjal menurun ( jumlah keluaran urin sedikit )
- Turgor kulit pasien buruk
- Membrane mukosa pasien kering
- Konstipasi / diare
2. analisa data
No. | Symptom | Problem | Etiologi |
1
| DO : pasien merasa kekurangan tenaga atau merasa lemah - Pasien selalu merasa dahaga - Turgor kulit pasien buruk - Membrane mukosa pasien kering | Kekurangan volume cairan tubuh | Kehilangan volume cairan aktif |
2 | DO : pasien mengalami masalah pada ingatan Pasien depresi Pasien merasa pening kepala | Kerusakan memori | Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit |
3 | DO : pasien merasa lemah Pasien tidak mempunyai selera makan
| Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh | Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi |
4 | DO : - pasien mempunyai masalah dengan tidur Pasien merasa lemah Pasien merasa pusing atau pening kepala
| cemas | Ancaman kematian |
5
6 | DO : - eksresi ginjal menurun ( jumlah keluaran urin sedikit )
DO: - pasien depresi Pasien mengalami penurunan serum fosfat Pasien mengalami peningkatan serum kalsium
| Retensi urin
Resiko konstipasi
| Hambatan dalam refleks
Kelemahan neurologis |
Diagnosa keperawatan dan prioritas masalah
1). Ketidakseimbangan nutrisi berkurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu dalam memasukan, mencerna, mengabsorbsi, makanan karena factor biologi.
2). Kekurangan volume cairan tubuh berhubumgan dengan kehilangan volume cairan aktif.
3). Resiko konstipasi berhubungan dengan kelemahan neurologist
4). Retensi urin berhubungan dengan hambatan dalam refleks
5). Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan
6). Kerusakan memori berhubungan dengan ketidakseimbangam cairan dan elektrolit
PERENCANAAN
WAKTU | NO.DX | TUJUAN/NOC | INTERVENSI/NIC | RASIONAL |
TGL | JAM |
| 11.00 | 1 | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x24jam diharapkan kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria hasil: 1008 Nutritional status: food and fluid intake - 100801 mengidentifikasi makanan yana masuk - 100802 saluran untuk memberikan makanan yang masuk - 100803 cairan yang masuk melalui oral - 100804 cairan yang masuk seimbang - 100805 mengidentifikasi nutrisi yang masuk
kriteria NOC - tidak adequate
- adequate ringan
- adequate sedang
- adequate banyak
- semuanya adequate
| 1160 Nutrition monitoring - Berat badan pasien dalam batas normal - Monitor lingkungan selama pasien makan - Monitor turgor kulit pasien - Monitor makanan kesukaan pasienkaji adanya alergi makanan ato tidak - Kolaborasi dengan ahli gizi |
- meningkatkan pengetahuan tentang nutrisi - untuk meningkatkan nafsu makan klien - untuk mengetahui kondisi klien |
|
| 2 | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….. x24jam diharapkan volume cairan dalam tubuh terpenuhi dengan kriteria hasil: 0601 Fluid balance - 060101 TTV dalam rentang normal - 060109 berat badan stabil - 060120 keluaran urin dalam batas normal - 060118 cairan elektrolit dalam rentang normal
kriteria NOC - tidak pernah menunjukan
- jarang menunjukan
- kadang menunjukan
- sering menunjukan
- selalu menunjukan
| 4120 Fluid management: - Monitor TTV - Monitor status nutrisi - Pertahankan intake dan output yang akurat - Dorong keluarga untuk membantu pasien makan - Monitor masukan makanan klien - Kolaborasi untuk pemberian cairan IV |
- TTV dalam rentang normal - Menurunkan tingkat resiko deidrasi - Agar pasien lekas sembuh |
|
| 3
| Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….. x24jam Diharapkan tidak terjadi konstipasi dengan kriteria hasil: 0501Bowel elimination - 050101 pola eliminasi dalan rentang normal - 050110 tidak adanya konstipasi - 050124 cairan yang masuk adequate - 050125 serat yang masuk adequate - 050116 tidak adanya pembengkakan
kriteria NOC - tidak pernah menunjukan
- jarang menunjukan
- kadang menunjukan
- sering menunjukan
- selalu menunjukan
| 0430 Bowel management:
- monitoring perpindahan isiperut, peningkatan frekuensi, consistensi volume dan warna - monitor suara isi perut - laporkan peningkatan frekuensi - monitor tanda dan gejala diare, konstipasi - monitor ventilasi adequate - instruksikan klien untuk makan makanan yang berserat tinggi |
- Meningkatkan konsistensi feses, meningkatkan pengeluaran feses - Makanan ini diketahui sebagai penyebab konstipasi - Tingkatkan konsistensi feses normal - Dapat menimbulkan terjadinya diare
|
|
| 4 | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…..x24 jam diharapkan output urin dalam jumlah normal dengan kriteria hasil: 0503 Urinary eliminasi - 050301 pola eliminasi normal - 050305 tidak adanya partikel dalam urin - 050308 keseimbangan dalam pemasukan dan pengeluaran cairan - 050810 tidak adanya konstipasi - 050324 Keseimbangan dalam pengeluaran urin Kriteria NOC - tidak pernah menunjukan
- jarang menunjukan
- kadang menunjukan
- sering menunjukan
- selalu menunjukan
| 0590 Urinary elimination management - monitor eliminasi - monitor tanda dan gejala untuk retensi urin - beritahu pasien untuk tanda dan gejala meluasnya infeksi pada urin - beritahu pasien atau keluarga untuk keluaran urin - batasi kebutuhan cairan - beritahu pasien untuk monitor tanda dan gejala didalam meluasnya infeksi urin |
- penurunan aliran urin tiba – tiba dapat mengidentifikasikan disfungsi atau dehidrasi
- mempertahankan hidrasi dan aliran urin baik
- indicator keseimbangan cairan |
|
| 5
6 | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama……x24 jam diharapkan pasien tidak mengalami kecemasan dengan kriteria hasil: 1402 Anxienty control - 140201 monitor kecemasan secara intensif - 140206 menggunakan tehnik relaksasi untuk mengurangi kecemasan - 140210 mengatur perpindahan performace - 140212 mengatur konsertrasi klien Kriteria NOC 1) Tidak pernah dilakukan 2) Jarang dilakukan 3) Kadang dilakukan 4) Sering dilakukan 5) Selalu dilakukan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama……x24 jam diharapkan memori pasien tidak mengalami gangguan dengan kriteria hasil: 0600 Electrolyte acid/base balance - 060016 klien terhindar dari gangguan mental - 060017 cognitive orientasi - 060019 tidak adanya iritasi pada neuromuscular Kriteria NOC - tidak pernah menunjukan
- jarang menunjukan
- kadang menunjukan
- sering menunjukan
- selalu menunjukan
| 5820 Anxienty reduction - Dorongan keluarga untuk menemani pasien - Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi rasa takut - Instruksikan pasien menggunakan tehnik relaksasi - Gunakan pendekatan yang menenangkan - Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
2020 electrolyte monitoring - Monitor gejala neurology untuk keseimbangan elektrolit - Identifikasi penyebab keseimbangan elektrolit - Monitor ventilasi adequate - Monitor untuk kehilangan cairan elektrolit - Identitas status elektrolite dalam pelaksanaan - Awasi pemeriksaan laboratorium |
- kecemasan klien dapat teratasi
- klien merasa tenang
- mengetahui tekhnik relaksasi
- mengurangi kecemasan.
- meminimalkan rangsangan lingkungan untuk menurunkan kelebihan sensasi - membantu dalam mempertahankan orientasi kenyataan dan dapat menurunkan takut - gangguan tidur dapat mengganggu kemampuan kognitif lebih lanjut - perbaiki peningkatan/ ketidakseimbangan nutrisi |