Jumat, 22 April 2011

Putri Kartikawati A/KP/VI (04.08.1904) 2008

VESIKA URINARIA

Pengertian
.
Tumor atau karsinoma ini lebih sering mengenai laki-laki dengan perbandingan 2,7 : 1. Biasanya dijumpai sebagai tumor superficial dan pada umumnya belum disertai metastasis, namun rekurensinya tinggi. Merupakan tumor maligna kedua pada system genitourinary.
Etiologi.
Terjadinya tumor ini dihubungkan dengan kebiasaan merokok, pemakaian zat pemanis buatan, penggunaan siklofosfamid, trauma fisis sepeti infeksi, instrumentasi dan batu, kontak lama dengan zat kimia pewarna, bahan-bahan karet dan kulit. Zat karsinogen yang dipikirkan terdapat pada perokok adalah alfa dan beta naftilamin sedangkan pada industri adalah benzidin, beta-naftilamin dan 4-aminobefinil.
Jenis histology.
Jenis histology yang terbanyak adalah karsinoma sel transisional (90 %), sedangkan jenis lain yaitu karsinoma sel skuamosa (5-10%), mixed carcinoma (4-6 %), adenoma (<2%), undifferentiated carcinoma dan sangat jarang dijumpai adalah adenoma, tumor karsinoid, karsinosarkoma, melanoma, feokromositoma, limfoma, koriokarsinoma, hemangioma, sarcoma osteogenik dan miosarkoma.
Patofisiologi.
Sel tumor transisional invasi ke dinding kandung kemih. Invasi ke lamina propia dan merusak otot sebelum masuk ke lemak perivesikal dan organ lain lainnya. Penyebaran secara hematogen atau limfatogenous menunjukkan metastasis tumor pada kelenjar limfe regional, paru, tulang dan hati.
Stadium
Stadium (staging) tumor kandung kemih penting untuk menentukan program pengobatan. Klasifikasinya adalah sebagai berikut :
Ta : Tumor terbatas pada epithelium.
Tis : Karsinoma in situ
T1 : Tumor sampai dengan lapisan subepitelium.
T2 : Tumor sampai dengan lapisan otot superficial.
T3a : Tumor sampai dengan otot dalam
T3b : Tumor sampai dengan lemak perivesika.
T4 : Tumor sampai dengan jaringan di luar kandung kemih : prostate, uterus,
vagina, dinding pelvis dan dinding abdomen.
Manifestasi klinis.
Keluhan yang paling utama adalah hematuri (85-90%) baik mikroskopis maupun makroskopis tanpa disertai rasa nyeri dan intermiten. Pada masa sebagian kecil pasien dapat dijumpai keluhan iritasi buli seperti frekuensi, urgensi dan disuria. Keluhan obstruksi juga dapat ditemukan bila tumor menyumbat muara uretra interna leher kandung kemih. Keluhan lanjut adalah nyeri tulang bila terjadi metastase ke tulang atau sakit pinggang bila metastasi retroperitoneal atau obstruksi ureter juga dapat ditemukan.
Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak dijumpai kelainan. Penebalan dinding kandung kemih atau terabanya massa tumor baru diodapatkan dengam perabaan bimanual.

Pemeriksaan penunjang dan hasil.

a)Pemeriksaan laboratorium rutin.
Biasanya tidak ditemukan selain hematuri. Anemia bila ada perdarahan kronis atau pendesakan sel metastasi ke sumsum tulang, sedangkan uremia dapat dijumpai bila tumor menyumbat muara ureter baik karena obstruksi ataupun limfadenopati.
b)Pemeriksaan radiology.
Dilakukan foto polos abdomen, IVP dan foto thoraks.
c)Sistoskopi dan biopsy.
Pada persangkaan tumor kandung kemih maka pemeriksaan sistoskopi adalah mutlak dilakukan, bila perlu dilakukan CT-scan.
Penatalaksanaan medis.
Pada pasien dengan tumor superficial hanya menjalani dengan pengobatan TUR (disertai atau tidak disetai kemoterapi intravesika), control sistoskopi berkala mutlak dilakukan. Sedangkan pasien yang menjalani pengobatan dengan sistektomi radikal dilakukan foto thoraks berkala.
Ringkasnya penatalaksanaan tegantung stadium tumor, yakni :
Ta :(single, tidak rekurens : TUR)
Ta :(ukuran besar, multiple, : TUR diikuti kemoterapi atau imunoterapi rekurens intravesika)
Tis :TUR diikuti imunoterapi/BCG intravesika
T1 :TUR diikuti kemoterapi/imunoterapi intra vesika
T2-T4 :-Sistektomi radikal
-kemoterapi neoajuvan diikuti sistektomi radikal
-Sistektomi radikal diikuti kemoterapi ajuvan
-Kemoterapi neoajuvan diikuti kemoterapi dan radiasi secara bersamaan
T apapun dengan N+, M+ :Kemoterapi sistemik diikuti pembedahan atau
radiasi paliatif

Pengkajian.
a.Hematuri : adanya darah dalam urine yang dapat dilihat di sertai nyeri atau disuria.
b.Gangguan pola BAK : frekuensi kurang dari 2 jam dan urgensi dengan atau tanpa inkontinensia.
c.Nyeri : panggul nyeri karena obstruksi ureter atau metastase retroperitoneal, nyeri tulang kronis karena metastase tulang.
d.Limfadenopati : pemebsaran kelenjar limfe pelvis.
e.Massa abdomen : hepatomegali.




Diagnosa Keperawatan
Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan tumor kandung kemih atau ca buli dan reseksi intravesika atau kemoterapi.
1)Jelaskan pada pasein bahwa urgensi atau frekuensi disebabkan oleh tumor kadnung kemih.
R/Yakinkan bahwa efek ini bersifat transient. Tumor kandung kemih menyebabkan iritasi dinding vesika sehingga terjadi frekuensi dan urgensi serta inkontinensia.
2)Anjurkan pasien mempertahankan intake cairan yang adekuat (1500 ml).
R/ Cairan menghilangkan gejala iritasi dengan mengeluarkan sedimen/endapan dari kandung kemih dan mengurangi bakteriuria
3)Atur dan ajarkan pasien pmberian obat analgesik atau antispasmodik, antikolinergi sesuai pesanan.
R/ Analgesik mengurangi gejala iritasi kandung kemih yang tidak jelas dan antispasmodik mengurangi gejala iritasi saat BAK dan menghambat kontraksi kandung kemih yang tidak stabil.
4)Ajarkan pasien untuk BAK sesuai jadwal (+ 2) jam.
R/ Jadwal waktu BAK digunakan atau tanpa pengobatan aantispasmodik untuk mengosongkan kandung kemih sebelum volume kandung kemih mencapai ambang batas.
5)Jelaskan pada pasien pengaturan kemoterapi intravesikal atau sistemik imunoterapi yang akan menyebabkan gejala iritasi saat BAK.
R/ Kemoterapi intravesikal membunuh neoplastik dan beberapa sel normal menyebabkan dinding kandung kemih mengalami peradangan sehingga terjadi frekuensi, urgensi dan inkontinensia pada beberapa pasien.

Nyeri berhubungan dengan obstruksi urine dan metastasi retroperitoneal atau tulang.
1.Kaji nyeri : karakteristik, intensitas, lamanya dan faktor yang mempengaruhi dan menghilangkannya.
R/ Nyeri panggul disebabkan oleh obstruksi yang terjadi pada satu sisi, nyeri tidak hilang dngan perubahan posisi atau istirahat
2.Persiapkan pasien untuk dilakukan reseksi tumor kandung kemih atau sistektomi sebagian atau radikal sesuai order.
R/ Reseksi tumor kandung kemih menghilangkan nyeri pannggul karena sumber obstruksi dikeluarkan
3.Atur pemberian kemoterapai atau radioterapi sesuai order.
R/ Kemoterapi atau radioteapi menghilangkan nyeri tulang dengan mengurangi atau menghilangkan tumor metastase
4.Atur dan ajarkan pasien pengaturan anlgesik atau narkotik untuk nyeri.
R/ Terapi bisa menghilangkan nyeri panggul melalui atau dengan cara mengurangi ukuran tumor sehingga dengan begitu menghilangkan obstruksi
5.Beri kompres panas pada daerah yang tidak nyaman.
R/ Pemanasan lokal bisa menghilangkan ketidaknyamanan sehubungan dengan obstruksi
6.Gunakan terapi non farmakologis untuk menghilangkan nyeri seperti batasi pergerakan yang berlebihan dan posisi untuk meningkarkan kenyamaan.
R/ Meningkatkan kenyamanan dan menghilangkan nyeri.

Gangguan perfusi jaringan : perifer, kandung kemih berhubungan dengan kanker kandung kemih atau efek radioterapi.
1.Ajarkan pasien memonitor urinenya dan segera lapor dokter atau perawat jika terjadi perdarahan yang berlebihan.
R/ Hematuri bisa tejadi pada pasien dengan ca buli dan setelah TUR serta kemoterapi intravesikal.
2.Ajarkan untuk membedakan urin yang mengandung darah yaitu berwarna pink dan darah segar yang berwarna merah terang.
R/ Urine warna pink terjadi setelah kemoterapi atau reseksi, darah merah terang indikasi perdarahan yang berlebihan.
3.Persiapkan pasien untuk dilakukan sistogram
R/ Sistogram untuk mendeteksi refluks vesika ureter.
4.Monitor pasien setelah dilakukan tindakan seperti hematuri, urine, Hb, Ht, dan tanda vital, persiapkan pasien untuk pemberian formalin 1-10% secara intravesikal dibawah anastesi umum atau regional.
R/ Larutan formalin 1-10% dipersiapkan dari gas formalin 37 % dalam air steril.

Cemas berhubungan dengan prognosis tumor kandung kemih pada tahap lanjut.
1.Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.
R/ Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi
2.Berikan informasi tentang prognosis secara akurat.
R/ Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya.
3.Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.
R/ Dapat menurunkan kecemasan klien
4.Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam pengobatan.
R/ Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya
5.Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.
R/ Mengetahui dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/ memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.
6.Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system.
R/ Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga
7.Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
R/ Memberikan kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat.
8.Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.
R/ Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar