Sabtu, 19 Maret 2011

CANCER KANDUNG KEMIH

By_Farkhatullaely fatkha
04.08.1875

PENDAHULUAN
Tumor ganas kandung kemih sekitar 90% adalah karsinoma sel transisional dan 10% adalah ca skuamosa dan jarang sekali adenokarsinoma yang berasal dari jaringan urakus. Didaerah sistoma dapat menyebabkan kanker skuamosa. Kanker kandung kemih dapat kapiler, noduler, ulseratif atau infiltratif. Derajat keganasan ditentukan oleh tingkat deferensiasi dan penetrasi ke dalam dinding atau jaringan sekitar kandung kemih. Epitel transisional terdiri dari 4-7 lapisan sel epitel ketebalan lapisan tergantung dari tingkat distensi kandung kemih. Adapun yang berperan dalam maslah ini adalah sel basal, sel intermediate, sel superficial, inilah yang akan menutupi sel intermediate, bergantung pada apakah kandung kemih dalam keadaan distensi atau tidak.

ETIOLOGI
Terjadinya tumor ini dihubungkan dgn :

Ø  .kebiasaan merokok
Ø  pemakaian zat pemanis buatan
Ø  penggunaan siklofosfamid
Ø  trauma fisis sepeti infeksi
Ø  kontak lama dengan zat kimia
Ø  pewarna,bahan-bahan karet dan kulit

STADIUM

Stadium (staging) tumor kandung kemih pentinguntuk menentukan program pengobatan.
     Klasifikasiny adalah sebagai berikut :

Ø  Ta     : tumor terbatas pada epithelium.
Ø  Tis    : karsinoma in situ
Ø  T1    : tumor sampai dengan lapisan subepitelium.
Ø  T2    : tumor sampai dengan lapisan otot superficial.
Ø  T3a  : tumor sampai dengan otot dalam
Ø  T3b  : tumor sampai dengan lemak perivesika.
Ø  T4 : tumor sampai dengan jaringan di luar kandung
kemih : prostate, uterus, vagina, dinding pelvis dan
dinding abdomen


 PATOFISIOLOGI
Pembesaran prostate mennyebabkan penyempitan lumen uretraprostatikadan menghambat aliran urin. Keadaan ini menyebabkan kenaikan tekanan intravesikal. Untuk miksi, vesika urinaria harus berkontraksi lebih kuat untuk melawan tahanan itu sehingga
menyebabkan terjadinya hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan
divertikel vesika. Perubahan struktur ini menyebabkan keluhan obstruktif lower urinary tract symptom berupa hesitansi, intermitensi, terminal dribbling, pancaran miksi lemah, dan miksi tidak puas.
yPatofisiologi
Pembesaran prostate mennyebabkan
penyempitan lumen uretra prostatika dan
menghambat aliran urin. Keadaan ini
menyebabkan kenaikan tekanan intravesikal.
Untuk miksi, vesika urinaria harus berkontraksi
lebih kuat untuk melawan tahanan itu sehingga
menyebabkan terjadinya hipertrofi otot detrusor,
trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan
divertikel vesika. Perubahan struktur ini
menyebabkan keluhan obstruktif lower urinary
tract symptom berupa hesitansi, intermitensi,
terminal dribbling, pancaran miksi lemah, dan
miksi tidak puas.
Peningkatan tekanan intravesika dapat menyebabkan refluks vesikoueter, hidroureter, hidronefrosis, pionefrosis pielonefritis, dan gagal ginjal. Bph diperkirakan mempunyai hubungan
dengan keseimbangan hormonal., walaupun mekanisme yang tepat belum diketahui secara jelas. Dengan meningkatnya umur seseorang , terjadi penurunan kadar hormon androgen disertai naiknya kadar hormon estrogen secara relatif .Estrogen juga meningkatkan sensitivitas jaringan prostat terhadap androgen. Kelenjar prostat bagian periuretra atau sentral yang responsif terhadap hormon estrogen akan mengalami hiperplasia

MANIFESTASI KLINIS
Keluhan yang paling utama adalah hematuri (85-90%) baik mikroskopis maupun makroskopis tanpa disertai rasa nyeri dan intermiten. Pada masa sebagian kecil pasien dapat dijumpai keluhan iritasi buli seperti frekuensi, urgensi dan disuria .
yManifestasi Klinis.
yKeluhan yang paling utama adalah
hematuri (85-90%) baik mikroskopis
maupun makroskopis tanpa disertai rasa
nyeri dan intermiten. Pada masa sebagian
kecil pasien dapat dijumpai keluhan iritasi
buli seperti frekuensi, urgensi dan disuria



PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboratorium rutin.
Biasanya tidak ditemukan selain hematuri. Anemia bila ada perdarahan kronis atau pendesakan sel metastasi ke sumsum tulang, sedangkan uremia dapat dijumpai bila tumor menyumbat muara ureter baik karena obstruksi ataupun limfadenopati.
yPemeriksaan Penunjang.
y1. Pemeriksaan laboratorium rutin.
Biasanya tidak ditemukan selain hematuri.
Anemia bila ada perdarahan kronis atau
pendesakan sel metastasi ke sumsum
tulang, sedangkan uremia dapat dijumpai
bila tumor menyumbat muara ureter baik
karena obstruksi ataupun limfadenopati.
2. Pemeriksaan radiology.
Dilakukan foto polos abdomen, IVP dan
  foto thoraks.
3. Sistoskopi dan biopsy.
Pada persangkaan tumor kandung kemih maka pemeriksaan sistoskopi adalah mutlak dilakukan, bila perlu dilakukan CT- scan.

PENATALAKSANAAN MEDIS

Pada pasien dengan tumor superficial hanyamenjalani dengan pengobatan TUR(disertaiatau tidak disetai kemoterapi intravesika), control sistoskopi berkala mutlak dilakukan. Sedangkan pasien yang menjalani pengobatan dengan sistektomi radikal dilakukan foto thoraks berkala.

Ringkasnya penatalaksanaan tegantung stadium
tumor, yakni :
Ø  Tis : TUR diikuti imunoterapi/BCG intravesika.
Ø  Ta (single, tidak rekurens : TUR
Ø  Ta (ukuran besar, multiple, : TUR diikuti kemoterapi atau imunoterapi rekurens intravesika
Ø  T1 : TUR diikuti kemoterapi/imunoterapi intravesika
Ø  T2-T4 : - sistektomi radikalkemoterapi neoajuvan diikuti sistektomi rad.sistektomi rad. diikuti kemoterapi ajuvankemoterapi neoajuvan diikuti kemoterapi dan radiasi secara bersamaan. T apapun denganN+, M+ : kemoterapi sistemik diikuti pembedahan atau radiasi paliatif.          



























ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN TUMOR KANDUNG KEMIH

PENGKAJIAN
1.Hematuri : adanya darah dalam urine yang dapat dilihat di sertai nyeri atau disuria.
2.Gangguan pola BAK : frekuensi kurang dari 2jam dan urgensi dengan atau tanpa inkontinensia.
3.Nyeri : panggul nyeri karena obstruksi ureter atau metastase retroperitoneal, nyeri tulang kronis karena metastase tulang.
4.Limfadenopati : pemebsaran kelenjar limfe
pelvis.
5.Massa abdomen : hepatomegali.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan tumor kandung kemih atau ca buli dan reseksi intravesika atau kemoterapi.
2.Nyeri berhubungan dengan obstruksi urine dan metastasi retroperitoneal atau tulang.

PERENCANAAN KEPERAWATAN
Ø  Jelaskan pada pasein bahwa urgensi atau frekuensi disebabkan oleh tumor kadnung kemih.
Ø  Anjurkan pasien mempertahankan intake cairan yang adekuat (1500 ml).
Ø  Atur dan ajarkan pasien pmberian obat analgesik atau antispasmodik, antikolinergi sesuai   pesanan.
Ø  Ajarkan pasien untuk BAK sesuai jadwal (+ 2) jam.
Ø  Jelaskan pada pasien pengaturan kemoterapi intravesikal atau sistemik imunoterapi yang akan menyebabkan gejala iritasi saat BAK. Yakinkan bahwa efek ini bersifat transient. Tumor kandung kemih menyebabkan iritasi dinding vesika sehingga terjadi frekuensi dan urgensi serta inkontinensia.

CREATED BY : TITI HURYATI
                               O4.08.1918
                             

Lanjutt«..
kemoterapi neoajuvan diikuti sistektomi rad.
sistektomi rad. diikuti kemoterapi ajuvan
kemoterapi neoajuvan diikuti kemoterapi dan
radiasi secara bersamaan.
6. T apapun denganN+, M+ : kemoterapi
sistemik diikuti pembedahan atau
7.radiasi paliatif.
yPenatalaksanaan medis.
yPada pasien dengan tumor superficial hanya
menjalani dengan pengobatan TUR (disertai atau
tidak disetai kemoterapi intravesika), control
sistoskopi berkala mutlak dilakukan. Sedangkan
pasien yang menjalani pengobatan dengan sistektomi
radikal dilakukan foto thoraks berkala.
yRingkasnya penatalaksanaan tegantung stadium
tumor, yakni :
1.Tis : TUR diikuti imunoterapi/BCG intravesika.
2.Ta (single, tidak rekurens : TUR
3.Ta (ukuran besar, multiple, : TUR diikuti kemoterapi
atau imunoterapi rekurens intravesika
4.T1 : TUR diikuti kemoterapi/imunoterapi intravesika
5.T2-T4 : - sistektomi radikal
y3. Sistoskopi dan biopsy.
Pada persangkaan tumor kandung kemih
maka pemeriksaan sistoskopi adalah
mutlak dilakukan, bila perlu dilakukan CT-
scan.
2. Pemeriksaan radiology.
Dilakukan foto polos abdomen, IVP dan
foto thoraks.
yLanjut«.
Peningkatan
tekanan
intravesika
dapat
menyebabkan refluks vesikoueter, hidroureter,
hidronefrosis, pionefrosis pielonefritis, dan gagal
ginjal. Bph diperkirakan mempunyai hubungan
dengan keseimbangan hormonal., walaupun
mekanisme yang tepat belum diketahui secara
jelas. Dengan meningkatnya umur seseorang ,
terjadi penurunan kadar hormon androgen
disertai naiknya kadar hormon estrogen secara
relatif .Estrogen juga meningkatkan sensitivitas
jaringan prostat terhadap androgen. Kelenjar
prostat bagian periuretra atau sentral yang
responsif terhadap hormon estrogen akan
mengalami hiperplasia
yStadium (staging) tumor kandung kemih penting
untuk menentukan program pengobatan.
Klasifikasiny adalah sebagai berikut :
1.Ta : tumor terbatas pada epithelium.
2.Tis : karsinoma in situ
3.T1 : tumor sampai dengan lapisan subepitelium.
4.T2 : tumor sampai dengan lapisan otot superficial.
5.T3a : tumor sampai dengan otot dalam
6.T3b : tumor sampai dengan lemak perivesika.
7.T4 : tumor sampai dengan jaringan di luar kandung
kemih : prostate, uterus, vagina, dinding pelvis dan
dinding abdomen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar